KI AGENG SELA MENANGKAP PETIR

Hujan rintik-rintik. Ki Ageng Sela menggarap sawah. Selagi mencangkul, petir meledak di angkasa. Dengan sigap, Ki Ageng Sela menangkap petir yang berwujud seorang kakek. Tak lama kemudian, Ki Ageng Sela menangkap petir yang berwujud seorang nenek. Oleh Ki Ageng Sela, kedua petir itu diserahkan kepada Sultan Demak.

ki ageng selo.jpg

Mendengar ada sepasang petir berwujud kakek-nenek dipenjarakan oleh Sultan Demak, banyak orang melihatnya. Kedua petir yang kehausan itu meminta kepada orang-orang untuk memberikan air. Salah seorang di antara mereka memberikan air. Sesudah meminum air, meledaklah kedua petir itu bersama hancurnya penjara. Kedua petir itu kembali ke asalnya.

Terdapat kisah lagi yang berhubungan dengan Ki Ageng Sela. Karena ketampanannya, Ki Ageng Sela banyak digandrungi  kaum wanita. Termasuk istri seorang dalang Ki Bicak. Sebelum meninggal, Ki Becak menyerahkan seperangkat wayang, bende, dan istrinya kepada Ki Ageng Sela.

lightning1block.jpg

Melihat Ki Ageng Sela memiliki bende yang kemudian diberi nama Kyai Bicak, Sunan Kalijaga mengatakan, “Barang siapa memiliki bende Kyai Bicak, maka keturunannya akan menjadi raja. Bende itu akan menjadi pertanda. Bila ditabuh dan suaranya bergema di angkasa, pasukan yang memiliki bende itu akan berjaya saat bertempur di medan laga.”

Kisah lain yang tidak kalah menariknya yakni ketika menghadapi orang yang tengah mengamuk, Ki Ageng Sela terjatuh di tanah lantaran kakinya terjerat akar tanaman waluh. Sesudah menghabisi nyawa orang yang tengah mengamuk, Ki Ageng Sela berkata, “Hendaklah seluruh keturunanku kelak tidak menanam buah waluh dan memakannya.”

Hal lain yang perlu diketahui tentang Ki Ageng Sela adalah keturunannya. Ki Ageng Sela memiliki tujuh orang putra, enam perempuan dan satu laki-laki. Mereka adalahNyai Agêng Lelurah Tengah, Nyai Ageng Saba, Nyai Ageng Bangsri, Nyai Ageng Jati, Nyai Gedhe Patanen, Nyai Ageng Pakisdangu, dan Ki Ageng Enis. Dari Ki Ageng Enis inilah, Pemanahan dilahirkan.

Selain berputra Pemanahan, Ki Ageng Enis memiliki 2 orang putra angkat. Mereka adalah Penjawi yang merupakan putra Nyai Ageng Ngerang dan Juru Mrentani yang merupakan putra dari Nyi Ageng Saba. Ketiga anak yang dipersaudarakan oleh Ki Ageng Enis itu kemudian menjadi murid Sunan Kalijaga.

Pemanahan memiliki tujuh putra yakni lima orang laki-laki dan dua orang perempuan. Kelima putra laki-laki Pemanahan adalah Raden Bagus, Raden Santri, Raden Jambu, Raden Tompe, dan Raden Kedawung. Oleh Adipati Pajang, Raden Bagus diminta dari Ki Pemanahan untuk dijadikan sebagai putra angkatnya. Sejak itu, Raden Bagus dikenal dengan nama Danang Sutawijaya. Karena tinggal di sebelah utara pasar, Raden Bagus dikenal dengan nama Raden Ngabehi Loringpasar.

Disebutkan di muka, Pemanahan memiliki dua putri. Putri pertama menikah dengan Tumenggung Mayang. Adapun putri kedua menikah dengan Arya Dadaptulis. Salah seorang mantri di Kadipaten Pajang. (uaw/plt)

 

Catatan:

Naskah ini Disarikan dari Babad Tanah Djawi, Balai Pustaka, Betawi Sentrem, 1939.

 

Sumber Foto:

Author:

The Writer which pay attention for the traditional cultures or Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s